Superman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 26 Februari 2015

Pengertian dan jenis-jenis microphone

Hello guys pada kesempatan kali ini saya akan memposting tentang jenis-jenis dan fung microphone

Mikrofon (bahasa Inggris: microphone) adalah suatu jenis transduser yang mengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadisinyal listrik. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.

Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alat bantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan mikrofon sangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakan pada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalam pemancarradio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan mikrofon praktis sangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Beberapa penemu telah membuat mikrofon primitif sebelum Alexander Graham Bell.

Pada tahun 1827, Sir Charles Wheatstone telah mengembangkan mikrofon. Ia merupakan orang pertama yang membuat “mikrofon frasa". Selanjutnya, pada tahun 1876, Emile Berliner menciptakan mikrofon pertama yang digunakan sebagai pemancar suara telepon. Mikrofon praktis komersial pertama adalah mikrofon karbon yang ditemukan pada bulan Oktober 1876 oleh Thomas Alfa Edison. Pada tahun 1878, David Edward Hughes juga mengambil andil dalam perkembangan mikrofon karbon. Mikrofon karbon tersebut mengalami perkembangan hingga tahun 1920-an.

James West and Gerhard Sessler juga memainkan peranan yang besar dalam perkembangan mikrofon. Mereka mempatenkan temuan mereka yaitu mikrofon elektrik pada tahun 1964. Pada waktu itu, mikrofon tersebut menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh mikrofon sebelumnya, yaitu harga rendah, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh konsumen. Bagian lain dalam sejarah perkembangan mikrofon ialah revolusionalisasi mikrofon dalam industri dimana memungkinkan masyarakat umum untuk mendapatkannya. Hampir satu juta mikrofon diproduksi tiap tahunnya. Lalu pada tahun 1970-an, mikrofon dinamik dan mikrofon kondenser mulai dikembangkan. Mikrofon ini memiliki tingkat kesensitifan yang tinggi. Oleh karena itu, hingga saat ini mikrofon tersebut digunakan dalam dunia penyiaran.


Kegunaan

Mikrofon digunakan pada beberapa alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, pengudaraan radio serta televisi, dan sebagainya.

Pada dasarnya mikrofon berguna untuk mengubah suara menjadi getaran listrik sinyal Analog untuk selanjutnya diperkuat dan diolah sesuai dengan kebutuhan, pengolahan berikutnya dengan Power Amplifier dari suara yang berintensitas rendah menjadi lebih keras terakhir diumpan ke-Speaker.

Pemilihan mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon dari performa yang optimal.

Agar lebih efektif, mikrofon yang digunakan haruslah sesuai kebutuhan dan seimbang antara sumber suara yang ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suarakendaraan, atau yang lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan seperti sound sistem untuk live music, alat perekaman, arena balap GP motor, dan sebagainya.1.SHOTGUN MIC
Michrophone ini bentuknya ramping dan panjang mirip seperti laras senapan karakteristiknya yang sering didapati Condercer Microphune. Sifatnya mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun mic tidak perlu mendekat pada sasaran obyek karena daya tangkap mic. Shotgun directional lurus (satu arah).


2.Personal mic




Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu “clip mic”,mic bias yang memiliki karakteristik omni,di negara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm – 30 cm.


3.Handle mic
Microphone ini cara perekamanya sama dengan mic yang lain namun handheld mic dirancang lebih besar. Ukuran mic ini sebesar genggaman tangan dan dipergunakan untuk keperluan lapangan pada saat peliputan interview. Hendheld mic karakteristiknya Dynamic michrophone sifatnya meredam suara desis.suara yang tajam untuk mengurangi gangguan suara utama yang direkam,jadi bukan menghilangkan suara-suara bising.


4.Contact MIC
Benda ini pada dasarnya adalah sebuah microphone. Tapi, berbeda dengan fungsi microphone yang biasa digunakan untuk menyanyi, yang satu ini mampu menyadap suara di level yang lebih ringkih. Contact Mic ini dirancang untuk mampu menembus gelombang suara redam yang secara virtual sanggup menangkap gelombang suara di bawah permukaan solid tertentu. Dengan begitu, microphone ini dapat pula digunakan sebagai alat pendeteksi bom.
Benda ini dibuat terpadu dengan contact element, dan memiliki automatic gain control internal sehingga tidak lagi memerlukan tombol-tombol penyesuaian. Contact Mic didisain untuk mengkonversi menit getaran-getaran ke gelombang suara dan kemudian dapat diterjermahkan ke dalam band audio yang bisa didengarkan melalui headphone atau alat penerima suara lainnya. Dengan begitu, benda ini bisa memberi informasi mengenai apa yang janggal sedang terjadi.

Untuk negara-negara yang rawan bom (dan gempa), alat ini bisa jadi sangat bermanfaat. Tentu akan lebih banyak dibutuhkan untuk keperluan korporasi dan di lembaga-lembaga pengamanan atau penelitian, meski tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk kebutuhan personal. Yah, siapa tahu ada yang penasaran ingin tahu apakah tetangga misterius yang tinggal di sebelah rumahnya adalah seorang teroris.


5.BOUNDARY EFFECT MIC
Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu “clip mic”,mic bias yang memiliki karakteristik omni,di negara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm – 30 cm.




6.STUDIO MICROPHONE
Layar logam yang unik ini tidak hanya berlubang, tetapi sedikit louvered di sudut untuk mengarahkan frekuensi ultra-rendah napas ledakan yang melewati sisi layar. Proses ini tidak menipiskan frekuensi tinggi, seperti kain layar lakukan, dan meninggalkan performa vokal tidak terpengaruh tetapi tanpa mengganggu frekuensi rendah "muncul" Ini juga dibangun untuk terakhir dan akan mengambil lebih banyak pelecehan dari kain tradisional perisai, jadi sangat baik untuk aplikasi komersial


Sekian guys semoga bermanfaat
Sumber:indriyatni.blogspot.com/2009/10/jenis-jenis-microphone.html

Rabu, 25 Februari 2015

perbedaan majalah cetak dengan majalah digital

Hello guys pada kesempatan kali ini saya akan memposting tentang perbedaan majalah cetak dengan majalah digital

Dari hasil riset yang saya moderatori, kebanyakan para peserta riset yang merupakan pembaca majalah digital tidak mengetahui secara tepat majalah digital itu berbeda dengan majalah online.

Menurut Anda, apakah majalah yang dibaca dengan koneksi internet, seperti: majalah SWA, majalah Femina, majalah Tempo itu termasuk majalah online atau majalah digital? Nah ini dia perbedaan konkritnya:

– Majalah online hanya dapat diakses dalam keadaan koneksi internet ‘ON’. Jadi jika Anda ingin membaca konten majalah tersebut pastikan Anda terkoneksi dengan internet.

– Majalah digital dapat dibaca meski kita tidak punya koneksi internet asalkan pembaca sudah men-download majalah tersebut. Format majalah digital sendiri berbeda-beda, ada yang berformat PDF untuk pembaca majalah di laptop/komputer dan berformat tablet untuk pembaca yang menggunakan tablet.

Contoh majalah digital adalah Male Magazine, majalah Tempo, Majalah Gatra, dan Majalah Detik. Pembaca hanya perlu mendownloadnya sekali dengan menggunakan koneksi internet, dan dapat membacanya kapan saja dengan komputer/laptop dan tablet. Majalah digital menarik dibanding majalah cetak karena kontennya lebih banyak variasinya seperti video dan animasi, bahkan audio/suara. Selain itu, kita bisa berinteraksi dengan pembaca lain dengan fitur share-to-friend dan pemberian komentar.

Jadi magazine readers, mana yang kalian lebih suka? Majalah online atau majalah digital?



Sekian guys semoga bermanfaat

Sumber:https://kasusmanajemen.wordpress.com/2013/08/07/majalah-online-vs-majalah-digital/

Selasa, 24 Februari 2015

contoh majalah dengan scribus

Hello guys ini dia hasil karya saya dengan aplikasi open source Scribus

mohon komenya guys unruk mrmperhalus
Terima kasih

Senin, 23 Februari 2015

Per mmk adalah

mmk mungkin itu karta yang aneh bagi kalian juga kata yang tak lazim di kesempatan ini saya akan meneunjukan apakah itu mmk
Memang agak sulit untuk yang baru pertama kali mencoba kalkulasi harga iklan yang akan di publikasikan di sebuah surat kabar..
Langsung saja saya jelaskan cara mudahnya. kita ambil sample perhitungan di koran kompas klasika tipe lowongan (dengan harga terbaru tahun 2010)..

(1)2 kol x (2)150 mmk x (3)Rp 55.000,-


Kererangan :


  1. 2 kol berarti 2 kolom ( Apa itu Kolom ? )atau lebar kesamping yang dalam kompas klasika besarnya 69,5 mmk (Mili Meter Kolom) / 6,95 cm (centimeter)
    belum tau ukurannya klik disini
  2. 50 mmk atau dalam semua surat kabar panjang kebawah
  3. Rp. 55.000,- adalah tarif surat kabar tersebut biasanya dihitung per mmk (Milimeter kolom)

Hasilnya :

16.500.000,- (2 kol x 150 mmk x Rp 55.000,-)
3.300.000,- (
Disc 20% )
------------- -
13.200.000,-

1.320.000,- (Ppn 10 %)
363.000,- (AGF adalah Fee untuk Agency)
------------ +
14.883.000,-
Total --- Total yang harus dibayar


*Ada beberapa badan yang tidak dikenakan Ppn (pajak) untuk pemasangan Iklan
*AGF (agency fee) adalah fee yang didapat agency dari pemasangan iklan tersebut,
dilihat dari berapa lamanya pembayaran.


sekian guys terima kasih
Sumber:http://iklandikoran.blogspot.com/2010/02/cara-menghitung-tarif-iklan-di-koran.html

Minggu, 22 Februari 2015

Hasil karya scribus

Hello guys pada postingan sebelum saya telah menerangakan apakah itu scribus kali ini saya akan menunjukan hasil karya saya

Ini lah hasil karya saya mungkin masih banyak kesalahan maklum namanya juga pemula
hehehehe

Cara mengambil gambar yang baik



Hello guys pada hari ini saya akan memposting tentang langkah-langkah atau cara mengambil gambar yang baik



Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.

Definisi Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi

1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.

2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.

3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

Jenis-Jenis Komposisi :
Garis

Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
Bentuk

Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
Warna

Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)
Gelap dan Terang

Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
Tekstur

Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.



Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan

Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:

Ø Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto



Ø Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.



Ø Format : Horizontal dan vertikal

Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.



Ø Dimensi

Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.



Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:

§ Bird Eye

Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

§ High Angle

Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

§ Eye Level

Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.

§ Low Angle

Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

§ Frog Eye

Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.



Field Of View

Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :

a. Extreme Close Up

Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.

b. Head Shot

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

c. Close Up

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.

d. Medium Close Up

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

e. Mid Shot (setengah badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

f. Medium Shot (Tiga perempat badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.



g. Full Shot (Seluruh Badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.



h. Long Shot

Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.





Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :

a. One Shot

Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.

b. Two Shot

Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.

c. Three Shot

Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.

d. Group Shot

Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.



Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya

v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.

v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.

v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.

v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.



TIPS HUNTING
Persiapan Awal

1. Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)

2. Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.


Pada Saat Hunting

1. Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.

2. Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
Pasca Hunting

1. Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.

2. Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

Sekian semoga bermanfaat
Sumber:https://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/komposisi-dasar-dan-sudut-pengambilan-gambar-camera-angle/

Jumat, 20 Februari 2015

genre film dokumenter



Hello guys pada kesempatan kali ini saya akan mengepos tentang genre film dokumenter



1. Laporan Perjalanan

Kamu pernah nonton acara Jejak Petualang, Jelajah, atau Backpacker? Jika ya, mungkin ketiga acara tersebut bisa dikategorikan dalam film dokumenter laporan perjalanan. Jenis yang satu ini bisa dikatakan dengan istilah lain, yaitu travelogue, travel film, travel documentary, dan adventures film. Bisa dikatakan jenis film dokumenter yang satu ini adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Dan seiring dengan perkembangannya, membahas banyak yang disesuaikan dengan pesan dan gaya yang ingin disampaikan.



2. Sejarah

Sedikit sulit membuat jenis film dokumenter sejarah ini. Karena bagaimanapun genre sejarah menjadi salah satu yang sangat bergantung pada referensi peristiwa, sebab keakuratan data sangat dijaga dan sebisa mungkin tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya. Kalau kamu sempat melihat acara Metro Files yang ditayangkan di Metro TV, nah ini salah satu contohnya.



3. Biografi

Jenis film dokumenter ini bercerita tentang seseorang, entah dia yang dikenal oleh masyarakat luas, yang memiliki keunikan, kehebatan, atau mungkin aspek lainnya. Jenis biografi ini pun terbagi lagi menjadi beberapa golongan antaralain, potret yaitu mengupas human interest seseorang, biografi yaitu mengupas kronologis seseorang misalnya lahir hingga meninggal atau kesuksesan seseorang, dan yang terakhir adalah profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh.



4. Nostalgia

Bisa dikatakan jenis film dokumenter satu ini tak begitu jauh dengan jenis sejarah. Hanya saja jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau sekelompok.



5. Rekonstruksi

Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Ada kesulitan sendiri dalam mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa kriminal, bencana, dan lainnya. Rekontruksi juga dilakukan tidak dengan pemain, lokasi, kostum, make up, dan lighting yang persis dengan aslinya. Yang ingin dicapai dari rekonstruksi adalah proses terjadinya peristiwa di mana bisa dilakukan shoot live action atau bantuan animasi.



6. Investigasi

Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Peristiwa yang diangkat umumnya pristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia suatu negara, atau yang lainnya. Terkadang, dokumenter ini membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas suatu peristiwa.



7. Perbandingan dan Kontradiksi

Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya Steve James yang risil di tahun 1994. Di mana ia selama 4 tahun mengikuti perjalanan dua remaja Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee.



8. Ilmu Pengetahuan

Jenis film dokumenter ini bisa dibilang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan Fauna. Jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film dokumenter sains dan film instruksional.



9. Buku harian

Layaknya diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Sudut pandangnya pun terasa lebih subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat ia tinggal, peristiwa, bahkan perlakukan teman-temannya yang berada di sekitar subjek. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara yang lebih banyak digunakan.



10. Musik

Bisa dibilang bahwa jenis film dokumenter ini menjadi yang muda jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di mana Donn Alan Pannebaker lah yang pertama kali mendokumentasikan pertunjukan musik.



11. Association Picture Story

Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gamba yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka.



12. Dokudrama

Jenis film dokumenter yang terakhir adalah dokudrama. Jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek tokoh cenderung direkonstruksi. Tempat dibuat mirip dengan aslinya, tokoh dibuat mirip. Salah satu film jenis ini adalah Johny Indo karya Franky Rorimpandey.



Mau belajar jadi filmmaker? Tertarik dengan dunia film? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film , Kursus Film, dan International Pathway di Universitas Ternama di luar negeri. Dan kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi FilmMaker.

Sekian guys semoga bermanfaat
Sumber:

film dokumenter



Hello guys kali ini saya akan memposting tentang film dokumenter


Film dokumenter

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.

Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
Dokudrama

Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi.
Dokumenter modern

Para analis Box Office telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti Super Size Me, March of the Penguins dan An Inconvenient Truth. Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab hanya dengan rilis bioskop yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar.

Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti The Thin Blue Line karya Errol Morris stylized re-enactments, dan karya Michael Moore: Roger & Me menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. Hal ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film semacam ini sebagai mondo films atau docu-ganda.Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era Flaherty, dan menjadi semacam endemik pada genrenya.

Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping DVD, telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut memengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar mereka.

Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan reality show yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter the making-of yang menyajikan proses produksi suatu Film atau video game. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.

Kamera video digital modern yang ringan dan editing terkomputerisasi telah memberi sumbangan besar pada para sineas dokumenter, sebanding dengan murahnya harga peralatan. Film pertama yang dibuat dengan berbagai kemudahan fasilitas ini adalah dokumenter karya Martin Kunert dan Eric Manes: Voices of Iraq, dimana 150 buah kamera DV dikirim ke Iraq sepanjang perang dan dibagikan kepada warga Irak untuk merekam diri mereka sendiri.



Bentuk dokumenter lainnyaFilm kompilasi

Film kompilasi dicetuskan pada tahun 1927 oleh Esfir Shub dengan film berjudul The Fall of the Romanov Dynasty. Contoh-contoh berikutnya termasuk Point of Order (1964) yang disutradarai oleh Emile de Antonio mengenai pesan-pesan McCarthy dan The Atomic Cafe yang disusun dari footage-footage yang dibuat oleh pemerintah AS mengenai keamanan radiasi nuklir (misalnya, memberitahukan pada pasukan di suatu lokasi bahwa mereka tetap aman dari radiasi selama mereka menutup mata dan mulut mereka). Hampir mirip dengannya adalah dokumenter The Last Cigarette yang memadukan testimoni dari para eksekutif perusahaan-perusahaan tembakau di depan sidang parlemen Amerika Serikat yang mengkampanyekan keuntungan-keuntungan merokok.
Sekian guys semoga bermanfaat
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Film_dokumenter

Kamis, 19 Februari 2015

Tipe sinyal dan fungsinya



Hello guys kali ini saya akan postingan tentang macam-macam tipe sinyal dan definisinya





Pengertian Jaringan atau Sinyal GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, DLL
Masih ada yang bingung apa itu GPRS, EDGE, 3G, HSDPA dan yang lainnya? Ini merupakan suatu jaringan yang digunakan menggunakan sinyal seperti koneksi pada handphone atau modem untuk mengakses atau menghubungkan perangkat anda ke internet. Untuk lebih jelasnya langsung saja kita bahas pengertian jaringan sinyal berikut.

1. GPRS (Global Package Radio Service)

Adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data dalam bentuk paket data yang berkaitan dengan e-mail, data gambar, dan penelusuran internet. GPRS yang juga disebut teknologi 2.5G merupakan evolusi dari teknologi 1G dan 2G sebelumnya. Layanan GPRS tersebut dapat dipasang pada jenis ponsel tipe GSM dan IS-136. Di Indonesia, GPRS diperkenalkan pada tahun 2001 saat penyedia jaringan seperti IM3 mempromosikannya. Idealnya jaringan GPRS memiliki kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, namun kenyataannya, hal tersebut tergantung dari faktor-faktor seperti konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS, software yang digunakan, dan dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan. 2. EDGE (Enhance Data rates for Global Evolution)

Merupakan kelalnjutan evolusi dari GSM dan IS-136 dengan tujuan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data, efisiensi spektrum, dan memungkinkannya penggunaan aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan kapasitas. Jaringan EDGE juga disebut sebagai teknologi 2.75G diperkenalkan pertama kali oleh Cingular (sekarang AT&T) di Amerika Serikat pada tahun 2003. Jaringan EDGE pada idealnya memiliki kecepatan mencapai 236 kbps. 3. Teknologi 3G (Third-Generation Technology)

Merupakan teknologi evolusi dari generasi sebelumnya yang memiliki kapasitas pengiriman dan penerimaan dari lebih besar dan lebih cepat. Oleh karena itulah, teknologi ini dapat digunakan untuk melakukan video call. Teknologi 3G sering juga disebut dengan mobile broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang bersifat portable. Perkembangan 3G secara komersial dimulai pada tahun 2001 di Jepang oleh NTTDoCoMo yang kemudian disusul oleh Korea Selatan pada tahun 2002. Idealnya teknologi ini memiliki kecepatan transfer data pada level minimum 2Mbps pada pengguna yang berada pada posisi diam ataupun berjalan kaki, dan 384 kbps pada pengguna yang berada di dalam kendaraan yang sedang berjalan. 4. HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access)

Merupakan teknologi yang disempurnakan dari teknologi sebelumnya yang juga dapat disebut 3.5G, 3G+ atau Turbo 3G yang memungkinkan jaringan berbasis Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) memiliki kecepatan dan kapasitas transfer data yang lebih tinggi. Penggunaan HSDPA saat ini menyokong kecepatan penelusuran dari 1.8, 3.6, 7.2 hingga 14 Mpbs. Oleh karena itulah jaringan HSDPA ini sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai modem internet pada computer ataupun notebook. Pemasaran HSDPA dalam bentuk modem yang digunakan sebagai koneksi mobile broadband baru diperkenalkan pada tahun 2007. Pada Agustus tahun 2009, 250 jaringan HSDPA secara komersial telah meluncurkan layanan mobile broadband di 109 negara.5. High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA)

HSUPA merupakan salah satu protokol ponsel yang memperbaiki proses uplink atau penaikkan data dari perangkat ke server (unggah) yang mencapai 5,76 Mbit/s. Dengan kecepatan ini, pengguna dapat lebih mudah mengunggah tulisan, gambar, maupun video ke blog pribadi ataupun situs seperti YouTube hanya dalam waktu beberapa detik saja. HSUPA juga dapat mempermudah melakukan video streaming dengan kualitas DVD, konferensi video, game real-time, e-mail, dan MMS.

Saat terjadi kegagalan dalam pengiriman data, HSUPA dapat melakukan pengiriman ulang. Tingkat kecepatan pengiriman juga dapat disesuaikan dengan keadaan ketika terjadi gangguan jaringan transmisi.HSUPA diluncurkan secara komersial pertama kali pada awal tahun 2007.High Speed Packet Access+ (HSPA+)

HSPA+ atau disebut juga Evolusi HSPA adalah teknologi standar pita lebar nirkabel yang akan hadir dengan kemampuan pengiriman data mencapai 42 Mbit/s untuk downlink dengan menggunakan modulasi 64QAM dan 11 Mbit/s untuk uplink dengan modulasi 16QAM.

Pengembangan lainnya pada HSPA+ adalah tambahan penggunaan antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) untuk membantu peningkatan kecepatan data. HSPA+ memberikan pilihan berupa arsitektur all-IP (Internet Protocol) yang dapat mempercepat jaringan serta lebih murah dalam penyebaran dan pengendaliannya. Sampai Agustus 2009, terdapat 12 jaringan HSPA+ di dunia dengan kecepatan downlink mencapai 21 Mbit/s. Pelopornya adalah Telstra di Australia pada akhir 2008. Sedangkan jaringan untuk kecepatan 28Mbit/s telah hadir untuk pertama kalinya di dunia dengan Italia sebagai negara perintisnya. 8. Evolution Data Optimized (EV-DO)

EVDO, juga dikenal dengan EV-DO, 1xEvDO dan 1xEV-DO merupakan sebuah standart pada wireless broadband berkecepatan tinggi. EVDO adalah singkatan dari “Evolution, Data Only” atau “Evolution, Data optimized”. Istilah resminya dikeluarkan oleh Assosiasi Industri Telekomunikasi yaitu CDMA2000, merupakan interface data berkecepatan tinggi pada media udara. EVDO satu dari dua macam standar utama wireless Generasi ke-3 atau 3G. adapun standart yang lainnya adalah W-CDMA.

Kelebihan EVDO dibandingkan CDMA biasa, tentu lebih mengirit spektrum frekuensi dari regulator dan amat mahal pastinya, menurunkan biaya pengembangan dan memanfaatkan jaringan baru. di amerika EVDO dipakai oleh Verizon dan Sprint,di Korea Juga digunakan. Saat artikel ini dibuat EVDO tidak terlalu berpengaruh di pasar Eropa dan Sebagian besar Asia karena di Wilayah tersebut telah memilih 3G sebagai pilihan mereka. Namun Demikian di Indonesia telah ada beberapa operator yang memakai teknologi EVDO.9. 3GPP Long Term Evolution (LTE/4G)

Adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009.

3GPP Long Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya.

LTE pertama kali diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Srockholm pada 14 Desember 2009. LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang pertama.

Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G.

Sekian guys semoga bermanfaat
Sumber:http://www.kaskus.co.id/thread/51b83a958227cf4b35000000/jenis-jenis-sinyal-jaringan-dan-pengertiannya

Selasa, 17 Februari 2015

apakah itu scribus



hallo guys kali ini saya akan memberi informasi tentang aplikasi open source untuk membuat magazine yaitu scribus



PERANGKAT lunak untuk layout halaman atau lebih dikenal sebagai desktop publishing, beberapa tahun terakhir ini selalu saja didominasi oleh dua pemain besar, QuarkXPress dan InDesign. Kedua aplikasi ini memang sudah dikenal kehandalannya untuk menangani berbagai keperluan layout halaman profesional.

Adobe InDesign yang telah mengakuisisi Aldus PageMaker pada 2004, dan mengintegrasikan ke dalamnya, kini sudah mencapai versi InDesign CC yang mengadopsi dan berkreasi di teknologi komputasi awan. Sementara pesaingnya, QuarkXPress, tahun lalu juga telah merilis versi terakhirnya QuarkXPress 10, dengan berbagai fitur menarik seperti Xenon Graphics Engine yang membuat tampilan gambar semakin kinclong.

Namun aplikasi tata letak tampilan (layout) bukan hanya QuarkXPress dan InDesign, banyak software untuk keperluan tersebut, sebut saja PagePlus, Microsoft Publisher, Print Shop, PageFocus, dan PageStream. Namun tidak banyak aplikasi-aplikasi tersebut yang bisa didapatkan de­ngan cuma-cuma alias gratis.

Di antara sekian banyaknya aplikasi desktop publishing (DTP) yang berbayar, ada salah satu atau mungkin satu-satunya aplikasi DTP open-source yang bisa menjadi solusi untuk menghemat anggaran pembelian perangkat lunak.

Belum lama ini, tepatnya 29 Mei 2014, Tim Scribus secara resmi meluncurkan Scribus 1.4.4 sebagai aplikasi yang stabil, dan tersedia secara free untuk diunduh di situs resminya www.scribus.net.

Scribus dibangun menggunakan toolkit Qt (bahasa C++) versi bebas, dan pertama kali muncul pada 2003, sebagai software yang dirilis dengan lisensi GNU GPL yang bisa diunduh secara gratis, sebagai alternatif mudah dan murah namun handal untuk keperluan layout halaman penerbitan, seperti pembuatan majalah, surat kabar, buku, poster, newsletter, brosur, undangan, flyer, dll. Yang selama ini selalu diidentikan dengan penggunaan aplikasi berat, rumit, dan mahal.

Scribus dikenal selain berlisensi open-source, artinya bebas untuk digunakan, didistribusikan, atau dikembangkan, juga bersifat lintas platform (cross-platform), bisa dijalankan dalam berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, Mac OS X, atau sistem operasi lainnya.

Tool Scribus dirancang sebagai alat bantu layout yang fleksibel, mudah digunakan dan dimengerti, namun juga menawarkan fitur-fitur untuk penerbitan profesional seperti pengaturan separasi warna CMYK (cyan, magenta, yellow, black), manajemen warna ICC (International Color Consortium), kemudahan pembuatan output PDF, dan impor/ekspor dokumen format EPS (encapsulated postscript).
Scribus juga telah mendukung PostScript hingga level 3, juga font embedding dan sub-setting menggunakan font-font seperti TrueType, Type 1 dan OpenType.

Meskipun rilis terbaru ini hanya perubahan kecil dari versi Scribus 1.4.3 ke 1.4.4, namun ada sejumlah perubahan yang signifikan. Versi anyar ini telah menambahkan dukungan untuk ekspor dokumen dalam format PDF/X-1a, juga memperbaiki penanganan image, dan sejumlah fitur untuk memperbaiki stabilitas.

Dengan dukungan PDF/X-1a, ini berarti pengguna bisa mengekspor dokumen Scribus sebagai file PDF dengan seluruh font embedded dan image warna CMYK atau spot.
Sebuah script baru telah ditambahkan yang memungkinkan pengguna secara cepat dan mudah melakukan perataan gambar (align image) di dalam frame. Batas-batas halaman (page borders) juga kini digunakan sebagai garis pembantu (guides), yang memungkinkan pengguna melakukan Snap to Guides.

Scribus 1.4.4 juga menjanjikan perbaikan untuk penanganan transparansi (transparencies) dalam file-file TIFF buatan Photoshop, sementara para pengguna Mac bisa mendapatkan kemampuan ekspor dokumen dalam berbagai format bitmap.

Versi 1.4.4 juga menambahkan dukungan penuh untuk OpenICC Directory Proposal, dan juga mengintegrasikan palet warna CMYK yang dibuat oleh Newspaper Association of America (NAA) untuk iklan suratkabar.

Rilis baru ini juga menjanjikan berbagai peningkatan, perbaikan bug untuk penyesuaian de­ngan Windows 8, sementara masalah antarmuka pengguna dan tampilan canvas juga telah bisa dipecahkan. Bug yang menyebabkan crash juga telah diperbaiki.

Ghostscript
Meskipun tersedia secara cuma-cuma, penginstalannya mudah, dan membutuhkan spesifikasi komputer yang tidak terlalu tinggi, Scribus, seperti halnya software-software lainnya tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Salah satu isu yang paling krusial pada Scribus adalah ketergantungannya pada Ghostscript.

Ghostscript (GS) adalah sekumpulan software interpreter (penerjemah) bahasa PostScript, de­ngan kemampuan untuk mengkonversi file-file bahasa PostScript ke berbagai format raster, dan menampilkannya di layar, serta mencetaknya pada printer. Ghostscript juga sebagai interpreter untuk file PDF.

Tanpa Ghostscript, Scribus hanya berfungsi setengahnya. Untuk keperluan pracetak, Ghostscript ini mutlak harus ada, dalam Scribus GS berfungsi untuk Print Preview (tampilan sebelum dicetak) dan untuk mengimpor EPS ke dalam frame/box gambar. GS harus diinstal atau diintegrasikan ke dalam Scribus dengan versi yang sesuai. Karena Scribus harus mampu menemukan GS versi terbaru untuk bekerja secara penuh.

Di sinilah masalahnya, pengguna pemula sering merasa frustrasi mencari Ghostscript yang sesuai de­ngan Scribus yang dimiliki. Dan bila akhirnya ditemukan, diunduh, dan diinstalasi, Scribus belum tentu bisa mendeteksinya saat dijalankan, dan pengguna harus memberikan path yang sesuai.

Selain ketergantungannya pada Ghostscript, Scribus juga tidak kompatibel dengan aplikasi DTP berbayar seperti QuarkXPress dan InDesign. Scribus tidak bisa membuka file dari kedua aplikasi tersebut. Penyebabnya mungkin ada hubungannya dengan hak cipta yang tidak boleh dilanggar.

Scribus memang mengambil pendekatan yang berbeda dari paket DTP lainnya, sehingga bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan aplikasi berbayar semacam QuarkXPress , InDesign, PagePlus dan semacamnya, jangan berharap lebih produktif dari sebelumnya, akan butuh waktu untuk mempelajari dan membiasakannya. Untungnya, ada banyak dokumentasi, manual dan bantuan secara online yang bisa kunjungi sewaktu-waktu.***




Sekian guys semoga bermanfaat

Sumber:http://dedesuhaya.blogspot.com/2014/07/scribus-144-cara-hemat-layout-halaman.html

Senin, 16 Februari 2015

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam membuat majalah



Hello guys pada kesempatan kali ini saya akan memberikan hal-hal yang penting dalam membuat majalah




1. TENTUKAN TEMA DAN FOKUS ADA TEMA TERSEBUT

Sebuah majalah harus jelas target pembacanya. Dengan menentukan tema maka secara otomatis kita telah menentukan target pembaca majalah kita. Setelah tema dan target pembaca ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah fokus pada tersebut. Ini sangatlah penting karena dengan fokus pada tema membuat isi majalh kita menjadi lebih terarah


2. TENTUKAN BAGAIMANA BENTUK MAJALAH KITA NANTI

Langkah ini cenderung lebih kompleks. Karena kita harus memilih jenis bahan kerta, ukuran majalah, tampilan halaman depan, dll. Sekali lagi ini sangat berhubungan dengan target pembaca kita. Jangan sampai kita salah memutuskan tampilan dan bentuk majalah kita dimana nanti akan berakibat pada tidak disukainya majalah kita tersebut oleh target pembaca majalah kita

3. TENTUKAN DEADLINE

Kita harus bisa menentukan kapan majalah kita terbit dengan cara menentukan waktu deadline terlebih dahulu. Dengan menentukan deadline, maka kita seperti membuat 'janji mati' dengan para pembaca majalah kita
4. TENTUKAN ISI ARTIKEL DAN JUMLAH KOLOM

Isi artikel harus selalu berhubungan dengan tema utama majalah kita dan sangat bisa diterima oleh para target pembaca kita. Mengenai jumlah kolom, buatlah sedemikian rupa sehingga tidak terlalu boros halaman namun pembaca tidak disulitkan oleh bentuk kolom yang tidak reader friendly

5. TAMBAHKAN FOTO / GAMBAR

Sebuah majalah yang dilengkapi dengan foto / gambar akan tampak lebih menarik bila dibandingkan dengan majalah yang polos tanpa foto / gambar. Hindari rasa bosan pembaca karena bisa mengakibatkan berkurangnya atau bahkan hilangnya para pembaca majalah kita
6. MEMBUAT DESAIN HALAMAN DEPAN / COVER

Buat desain cover semenarik mungkin karena halaman depan / cover merupakan hal pertama yang akan dilihat calon pembaca untuk baru kemudian memutuskan untuk membeli / tidak majalah kita tersebut

7. PEMUATAN IKLAN

Adakalanya majalah kita disponsori oleh produk/lembaga tertentu sehingga kita harus menampilkan iklan produk / lembaga tersebut dalam majalah kita. Tata pemuatan iklan - iklan tersebut sehingga tidak mengganggu pembaca namun tetap informatif bagi para pembaca. Bila perlu, batasi jumlah iklan dalam sekali terbit
8. PROSES CETAK

Setelah semua langkah diatas berhasil kita selesaikan, maka selanjutnya adalah kita melakukan proses cetak. Teliti dahulu semua artikel termasuk ejaannya supaya tidak menghabiskan banyak waktu dalam proses editing

9. PENDISTRIBUSIAN

Setelah proses cetak selesai, maka langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah mendistribusikan majalah kita. Kita bisa bekerjasama dengan para agen dan distributor koran / majalah di beberapa kota yang kita anggap memiliki target pembaca yang potensial

Sekian guys semoga bermanfaat
sumber:http://carapedia.com/majalah_info3105.html

Minggu, 15 Februari 2015

Teknik layout dalam membuat majalah

Hallo guys kali ini saya akan sharing tentang layout dan apa saja yang di butuhkan dalam membuat majalah

lay out adalah tata letak unsur huruf (tipografi) dan unsur seni (foto, ilustrasi, dan elemen visual lainnya) di atas kertas.

Element-elemen Desain:
Line (garis)
Texture (kesan halus-kasar)
Space (bentuk / bidang)
Size (ukuran)
Value (nilai gelap terang)
Color (warna)

The Principles of Design:
Balance (an equal distribution of weight)
Emphasis (what stands out most gets noticed first)
Rhythm (a pattern created by repeating elements that are varied)
Unity (all the elements look like they belong together

Desain Majalah

Desain Cover Majalah, Desain Halaman Isi Majalah, Ilustrasi, Fotografi, Tipografi


A. Pengantar SEMENJAK pemerintahan BJ Habibie tidak lagi mempersulit pengurusan SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers), sedikitnya 350 media massa ber-SIUPP baru telah ikut meriuhkan jagat media cetak, bersaing ketat dengan puluhan media massa yang telah dikenal masyarakat. Sejak itu pula peran desain menjadi semakin penting dalam industri pers. Kini, di kios-kios atau tempat-tempat penjualan majalah-koran-tabloid, calon pembaca disuguhi banyak pilihan sehingga mata pembaca "ditarik" kesana-kemari oleh penampilan desain yang atraktif dan persuasive. Penampilan majalah yang kurang "ngejreng" akan sulit merebut perhatian calon pembaca. Dengan demikian tugas desainer majalah untuk menangkap perhatian pembaca menjadi semakin berat. Tidak terkecuali majalah yang diterbitkan oleh aktivis kampus atau sejenisnya yang barangkali hanya untuk kalangan intern (belum ikut meramaikan kios majalah). Sebab masyarakat pembaca sudah terbiasa "dimanjakan" matanya oleh desain-desain yang menarik dan menyenangkan. Penerbitan pers, khususnya majalah, dewasa ini tidak cukup hanya mengandalkan kualitas berita atau naskah, kendati aspek verbal ini amat penting. Harus diakui bahwa aspek visual (desain) memiliki peran sangat menentukan untuk menangkap calon pembaca. Betapapun menariknya sebuah artikel, jika tidak di- visualisasikan dengan baik, boleh jadi tidak akan dibaca. Visualisasi yang baik di antaranya termasuk pemilihan huruf (terutama jenis dan ukuran), tata letak, dan adanya ilustrasi (grafik, foto, dan unsur visual lainnya). Penerbitan majalah idealnya memiliki dua bidang keredaksian, yaitu Redaktur Naskah (Verbal Editor) dan Redaktur Artistik (Visual Editor). Redaktur Naskah bertugas menjaga kualitas isi termasuk formula yang disajikan, pemilihan rubrik, seleksi naskah, membuat judul yang menarik, mengedit bahasa, dan lain-lain. Redaktur Artistik bertugas mengkomunikasikan informasi atau naskah dengan lambang-lambang visual seperti huruf, foto, gambar, warna, garis dan unsur grafis lainnya – dengan maksud agar naskah-naskah tadi dapat diikuti oleh pembaca secara mudah, menyenangkan, dan mengesankan.

B. Sasaran Pembaca

Bagaimana desain majalah yang baik? Pertanyaan ini tidak mudah dijawab karena memang tidak ada satu pun rumus yang absolut untuk menyebut desain majalah yang baik. Secara umum dapat dikatakan, bahwa desain majalah harus memiliki nilai kemudahan baca (legibility) yang tinggi, komunikatif, dan menarik sasaran pembacanya. Pendekatan pertama dalam merancang majalah adalah mengkaji formula atau konsumsi berita dan artikel yang disajikan. Siapa sasaran pembacanya? Apakah ia seperti TEMPO yang memiliki kelompok pembaca dewasa-umum-ilmiah-populer? Atau semacam Kawanku dan Hai yang menjaring pembaca "ABG"? Ataukah sejenis Bobo, Bocil, dan majalah anak-anak lainnya? Setiap majalah seharusnya memiliki sasaran pembaca yang spesifik. Dari sinilah seorang desainer beranjak menentukan nuansa perwajahan majalah (the kind of a look) yang sesuai dengan mood pembacanya.
C. Cover Majalah

Sampul atau cover majalah punya peran strategis untuk menangkap perhatian pembaca. Kalau diumpamakan toko, cover ibarat etalasenya. Maka buatlah desain sampul yang mampu berteriak "lihat aku!, bacalah aku, sekarang!". Sampul majalah harus dapat mempromosikan dirinya. Untuk maksud tersebut, hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan. - Sampul harus memiliki ciri atau identitas, ia harus tampil beda dari yang lain sehingga pembaca dapat dengan mudah mengenalnya. - Untuk menarik perhatian calon pembaca, cover harus dapat menghentikan pandang, terutama jika dipajang di kios penjualan bersama majalah-majalah lain. Usahakan tampil segar, original, dan kreatif. - Ciptakan mood atau nuansa yang sesuai dengan selera pembaca. Elemen-elemen visual yang perlu di-display pada sampul majalah umumnya sebagai berikut. - Logotype atau nama majalah. Gunakan jenis huruf yang simpel, komunikatif, dan impresif. - Nomor penerbitan dan tanggal-bulan-tahun. - Harga eceran. - Judul-judul naskah yang menarik (Laporan Utama dan artikel-artikel eksklusif/fenomenal). - Unsur seni (foto, ilustrasi, tipografi).



D. Tipografi dan Fotografi

Desain cover merupakan pekerjaan awal desainer. Tugas selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah merancang halaman dalam. Setelah calon pembaca berhasil "dihipnotis" oleh penampilan cover, berikutnya adalah mengajak dan membimbing calon pembaca untuk menyimak halaman demi halaman sampai timbul keinginan membaca, dan kemudian memutuskan untuk membeli. Elemen-elemen visual yang sering digunakan sebagai eye-catcher adalah tipografi dan fotografi, dua unsur penting yang berpengaruh terhadap kenyamanan baca (legibility).


1. Tipografi

Tipografi atau susunan huruf dalam desain media cetak merupakan elemen paling penting untuk mewujudkan kenikmatan dan kemudahan baca. Di komputer ada ratusan bahkan ribuan jenis huruf (font). Cara terbaik untuk memilih huruf adalah dengan mempertimbangkan apakah huruf tersebut mudah dibaca? Maka, huruf yang paling baik untuk media cetak adalah huruf yang punya nilai keterbacaan tinggi. Jangan sekali-sekali berpikir "cari huruf yang 'nyeni' biar pembaca tertarik…." Nilai keterbacaan dipengaruhi oleh enam faktor berikut ini. a. Jenis huruf (font) b. Ukuran huruf (point size) c. Lebar setting (line length) d. Spasi (baris, huruf, kata) e. Bentuk susunan (alignment) f. Variasi huruf (style)


2. Fotografi

Halaman majalah yang hanya dipenuhi teks, tanpa satu pun foto, akan tampak seperti lapangan bola, monoton dan membosankan. Maka setiap naskah hendaknya diusahakan ada foto atau ilustrasi. Namun tidak berarti peran foto hanya sebagai pelengkap berita saja. Foto secara visual memiliki kelebihan sebagai eye-catcher yang kuat. Terlebih foto-foto yang memiliki kualitas jurnalistik yang baik, foto bisa bercerita panjang tentang fakta-fakta yang sulit dijabarkan dengan bahasa verbal. Perkembangan fotografi jurnalistik dewasa ini telah melompat jauh, baik kualitas maupun dukungan peralatannya. Tuntutan foto jurnalistik kini tidak hanya pada kualitas teknik dan nilai berita saja, melainkan dituntut memiliki kualitas artistik dan memiliki public-interest yang luas, tidak hanya menarik bagi orang atau sekelompok masyarakat tertentu saja.

Foto-foto yang memiliki public-interest tinggi umumnya punya kelebihan-kelebihan sebagai berikut.

- Komunikatif, mudah ditangkap, dan informative

- Menyentuh perasaan, sensasional, dramatis, dan tidak biasa (unusual)

- Ide baru, original, bukan perulangan yang sudah pernah dilakukan orang

- Punya greget dan daya-tangkap (stopping power), menggairahkan, sensual

- Benar-benar terjadi, bukan hasil rekayasa (trick)

- Memiliki kualitas artistik (grafis) dan kualitas teknik yang memadai

Kiat mendapatkan foto untuk kepentingan jurnalistik antara lain dengan melakukan tindakan berikut.

- Ambillah foto peristiwa secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang yang menarik.
- Berikutnya, ambil detail (close-up) beberapa bagian yang khas dari peristiwa atau subjek tersebut, dengan komposisi yang kuat dan menarik.

- Bidiklah peristiwa atau subjek dari berbagai angle: tinggi-rendah, kiri-kanan, jauh-dekat, dsb untuk mendapatkan komposisi yang menarik.- Gunakan peralatan yang tepat: lensa, film, filter, motor-drive, tripod, flash, dan lain-lain sesuai keadaan. Tugas utama desainer dalam penanganan foto adalah menyusun dan menggabungkan dengan teks secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip layout.
Pada beberapa penerbitan, desainer diberi kewenangan meng-cropping foto untuk tujuan komposisi atau mempertajam pusat perhatian (focus of interest). Tentang pemilihan foto yang layak-muat biasanya dilakukan oleh Redaktur Foto, melalui kesepakatan dengan Redaktur Halaman atau pengelola rubrik masing-masing. Perlu diingat bahwa pembaca pada saat membuka majalah selalu melihat halaman kiri dan kanan sekaligus, maka dua halaman yang berhadapan harus dirancang sekaligus dalam satu kesatuan. Penempatan elemen visual di halaman kiri harus seimbang dengan halaman kanan. Akhirnya harus disadari bahwa tujuan desain majalah bukanlah membuat perwajahan yang "nyeni", tetapi yang komunikatif, mudah diikuti, dan menyenangkan pembaca.




sekian guys semoga bermanfaat.

sumber:http://nisae-visual.blogspot.com/2008/10/teknik-layout-desain.html

Jumat, 13 Februari 2015

Sejarah surat kabar di Indonesia






Hello guys ,kesempatan kali ini saya akan menerangkan sejarah surat kabar di indonesia ,cekidotttt.......

Lebih dari 200 tahun surat kabar menjalankan fungsinya sebagai satu-satunya media penyampai berita kepada khalayak dan sebagai sumber satu-satunya bagi khalayak dalam mengakses informasi yang sama secara bersamaan. Surat kabar pertama kali diterbitkan di Eropa pada abad ke-17. Di Indonesia sendiri, surat kabar berkembang dan mempunyai peranannya sendiri di tengah masyarakat hingga sekarang. Sejarah mencatat bahwa produk mesin cetak Johann Gutenberg ini, telah mengambil peran yang cukup signifikan dalam perkembangan surat kabar di Indonesia dari berbagai aspek kehidupan keterkaitannya sebagai media massa yang berpengaruh di masyarakat. Berikut adalah paparan singkat mengenai surat kabar di Indonesia.

Dua Babak Sejarah

Pada dasarnya, sejarah surat kabar di Indonesia terbagi dalam dua babak yakni babak pertama yang biasa disebut babak putih dan babak kedua antara tahun 1854 hingga Kebangkitan Nasional. Kedua babak inilah yang amat berperan dalam perkembangan surat kabar di Indonesia. Babak pertama adalah babak putih, yaitu saat Indonesia masih dalam keadaan terjajah oleh kolonialisme Belanda. Disebut babak putih karena surat kabar pada waktu itu mutlak milik orang-orang Eropa, berbahasa Belanda dan diperuntukkan bagi pembaca berbahasa Belanda. Kontennya hanya seputar kehidupan orang-orang Eropa dan tidak mempunyai kaitan kehidupan pribumi. Babak ini berlangsung antara tahun 1744-1854. Babak kedua yang berlangsung antara tahun 1854 hingga Kebangkitan Nasional secara kasar dapat dibagi dalam tiga periode, yakni:
Antara tahun 1854-1860

Dalam periode ini surat kabar dengan bahasa Belanda masih memegang peranan penting dalam dunia pers Indonesia, namun surat kabar dengan bahasa Melayu telah terbit bernama Slompret Melajoe di Semarang yang diterbitkan oleh H.C. Klinkert.
Antara tahun 1860-1880

Surat kabar dengan bahasa pra-Indonesia dan Melayu mulai banyak bermunculan tetapi yang menjadi pemimpin surat kabar-surat kabar ini semuanya adalah orang-orang dari peranakan Eropa.
Antara tahun 1881 sampai Kebangkitan Nasional

Periode ini mempunyai ciri tersendiri karena para pekerja pers terutama para redakturnya tidak lagi dari peranakan Eropa tetapi mulai banyak peranakan Tionghoa dan Indonesia atau biasa disebut dengan pribumi.
Lima Periode Surat Kabar Indonesia

Surat kabar di Indonesia mempunyai sejarah yang cukup panjang yang secara singkat terbagi dalam enam periode, yakni zaman Belanda, zaman Jepang, zaman kemerdekaan, zaman Orde Lama, zaman Orde Baru dan zaman reformasi. Berikut uraian singkat keenam periode bersejarah tersebut:
Zaman Belanda

Pada tahun 1744 dilakukanlah percobaan pertama untuk menerbitkan media massa dengan diterbitkannya surat kabar pertama pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya mempunyai masa hidup selama dua tahun. Kemudian pada tahun 1828 diterbitkanlah Javasche Courant di Jakarta yang memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Mesin cetak pertama di Indonesia juga datang melalui Batavia (Jakarta) melalui seorang Nederland bernama W. Bruining dari Rotterdam yang kemudian menerbitkan surat kabar bernama Het Bataviasche Advertantie Blad yang memuat iklan-iklan dan berita-berita umum yang dikutip dari penerbitan resmi di Nederland (Staatscourant).

Di Surabaya sendiri pada periode ini telah terbit Soerabajasch Advertantiebland yang kemudian berganti menjadi Soerabajasch Niews en Advertantiebland. Sedang di Semarang terbit Semarangsche Advertetiebland dan De Semarangsche Courant. Secara umum serat kabar-surat kabar yang muncul saat itu tidak mempunyai arti secara politis karena cenderung pada iklan dari segi konten. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar tiap harinya. Setiap surat kabar yang beredar harulah melalui penyaringan oleh pihak pemerintahan Gubernur Jenderal di Bogor. Tidak hanya itu, surat kabar Belandapun terbit di daerah Sumatera dan Sulawesi. Di Padang terbit Soematra Courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe. Di Makasar (Ujung Pandang) terbit Celebes Courant dan Makassarsch Handelsbland.

Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda telah terbit sekitar 16 surat kabar dalam bahasa Belanda dan 12 surat kabar dalam bahasa Melayu seperti, Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar (terbit di Bogor), Selompret Melayu dan Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan surat kabar berbahasa Jawa, Bromatani yang terbit di Solo.

Zaman Jepang

Saat wajah penjajah berganti dan Jepang memasuki Indonesia, surat kabar-surat kabar yang beredar di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan penghematan namun yang sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang memperketat pengawasan terhadat isi surat kabar. Kantor Berita Antara diambil alih dan diubah menjadi kantor berita Yashima dengan berpusat di Domei, Jepang. Konten surat kabar dimanfaatkan sebagai alat propaganda untuk memuji-muji pemerintahan Jepang. Wartawan Indonesia saat itu bekerja sebagai pegawai sedang yang mempunyai kedudukan tinggi adalah orang-orang yang sengaja didatangkan dari Jepang.
Surat kabar Tjahaja

Salah satu surat kabar yang terbit pada masa ini adalah Tjahaja (ejaan baru Cahaya). Surat kabar ini sudah menggunakan Bahasa Indonesia dan penerbit berada di kota Bandung. Surat kabar ini terbit di Indonesia namun berisikan berita tentang segala kondisi yang terjadi di Jepang. Para pemimpinnya di antaranya adalah Oto Iskandar Dinata, R. Bratanata, dan Mohamad Kurdi.

Pada tampilan tampak bahwa surat kabar tersebut bertuliskan tanggal 24 Shichigatsu 2604, yang pada penanggalan masehi sama dengan tanggal 24 Juli 1944.
Zaman Kemerdekaan

Ketika pemerintah Jepang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda pencitraan pemerintah, Indonesiapun melakukan hal yang sama untuk melakukan perlawanan dalam hal sabotase komunikasi. Edi Soeradi melakukan propaganda agar rakyat berdatangan pada Rapat Raksasa Ikada pada tanggal 19 September 1945 untuk mendengarkan pidato Bung Karno. Dalam perjalanannya, Berita Indonesia (BI) berulang kali mengalami pembredelan dimana selama pembredelan tersebut para pegawai kemudian ditampung oleh surat kabar Merdeka yang didirikan oleh B.M. Diah. Surat kabar perjuangan lainnya adalah Harian Rakyat dengan pemimpin redaksi Samsudin Sutan Makmr dan Rinto Alwi dimana surat kabar tersebut menampilkan “pojok” dan “Bang Golok” sebagai artikel. Surat kabar lainnya yan terbit pada masa ini adalah Soeara Indonesia, Pedoman Harian yang berubah menjadi Soeara Merdeka (Bandung), Kedaulatan Rakyat (Bukittinggi), Demokrasi (Padang) dan Oetoesan Soematra (Padang).

=== Zaman Orde Lama === Setelah dikeluarkannya dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 oleh presiden Soekarno, terdapat larangan terhadap kegiatan politik termasuk pers. Persyaratan untuk mendapat Surat Izin Terbit dan Surat Izin Cetak diperketat yang kemudian situasi ini dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia untuk melakukan slowdown atau mogok secara halus oleh para buruh dan pegawai surat kabar. Karyawan pada bagian setting melambatkan pekerjaannya yang membuat banyak kolom surat kabar tidak terisi menjelang batas waktu cetak (deadline). Pada akhirnya kolom tersebut diisi iklan gratis. Hal ini menimpa surat kabar Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta. Pada periode ini banyak terjadi kasus antara surat kabar pro PKI dan anti PKI.
Zaman Orde Baru

Pada periode ini, surat kabar yang dipaksa untuk berafiliasi kembali mendapatkan pribadi awalnya, seperti Kedaulatan Rakyat yang pada zaman orde lama harus berganti menjadi Dwikora. Hal ini juga terjadi pada Pikiran Rakyat di Bandung. Bahkan pers kampuspun mulai aktif kembali. Namun dibalik itu semua, pengawasan dan pengekangan pada pers terutama dalam hal konten tetap diberlakukan. Pemberitaan yang dianggap merugikan pemerintah harus dibredel dan dihukum dengan dilakukan pencabutan SIUP seperti yang terjadi pada Sinar Harapan, tabloid Monitor dan Detik serta majalah Tempo dan Editor. Pers lagi-lagi dibayangi dalam kekuasaan pemerintah yang cenderung memborgol kebebasan pers dalam membuat berita serta menghilangkan fungsi pers sebagai kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah. Pembredalanpun marak pada periode ini.

Sekian guys semoga bermanfaat

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_surat_kabar_Indonesia

Rabu, 04 Februari 2015

fungsi suara dalam film

hello guys di kesempatan kali ini saya akan memposting tentang fungsi suara dalam film


1. Realitas = Artinya bila ada gambar sebuah adegan, maka wajib ada suara yang berasal dari
adegan tersebut
2. Pembentuk Ruang = menambahkan back-sound pada suatu adegan berdasarkan latar tempat
3. Pembentuk Waktu = Ada suara-suara yang dapat menunjukkan waktu dalam kehidupan
manusia baik secara universal ataupun secara lokal
4. Pembentuk Suasana & Dramatik = menambah suara seperti musik atau efek untuk lebih
menambah dramatik



UNSUR SUARA DALAM FILM
Suara dalam film memiliki unsur–unsur yang dapat dipilah–pilah untuk memudahkan proses penciptaan dan penggarapannya. Unsur-unsur suara ini terbagi menjadi 3 unsur, yaitu: Speech/Percakapan, Musik dan Efek.


SPEECH
Speech merupakan unsur suara yang isinya berupa percakapan dari tokoh didalam film. Speech terbagi menjadi 4, yaitu Monolog, Dialog, Narration dan Direct Address.
Monolog adalah percakapan tanpa lawan bicara, maksudnya adalah ketika seorang tokoh berbicara dengan dirinya sendiri tanpa ada pendengar.
Dialog adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara dengan satu orang lain atau lebih.
Narration/Narasi adalah pecakapan dimana tokoh yang berbicara tidak terlihat didalam frame, yang biasanya dipakai sebagai pengantar adegan. Narasi merupakan pengantar adegan yang efisien untuk menjelaskan permasalahan tanpa perlu melakukan visualisasi. Narasi dapat membangun kredibilitas cerita dan mengajak penonton untuk memasuki permasalahan.
Direct Address adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara langsung kearah penonton.
MUSIK
Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam sebuah cerita, dimana gambar dan suara sudah tidak mampu lagi memperkuat efek dramatis, tetapi apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu menampilkan efek dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih memperkuat efek tersebut. Karena dengan menggunakan musik, pembuat film dapat mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti cerita. Musik dalam film dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan emosi penonton, sesuai dengan kebutuhan cerita. Kehadiran musik digunakan untuk merangsang dan mengarahkan perasaan sesuai dengan apa yang dilihat secara visual : senang, sedih, takut, tertekan, dan lain-lain.
Sumber dramatis dari musik dalam sebuah adegan dapat bersifat berkaitan dengan adegan, atau fungsional dan realitas.
1. Musik Fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan dramatisasi didalam film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita, biasa disebut musik ilustrasi. Musik yang didengar oleh penonton tidak berasal dari sumber suara dalam adegan maupun didengar oleh karakter dalam adegan.
2. Musik Realitas, yaitu musik yang berasal dari dalam ruang adegan cerita. Fungsinya untuk menciptakan kesan realita, contohnya musik ketika tokoh berada di diskotik. Dalam hal ini, musik yang didengar oleh penonton juga didengar oleh karakter dalam film.
Sumber musik bisa diperoleh dari musik jadi yang dibeli, atau score orisinal.
Musik jadi biasanya dijual dalam bentuk AudioCD, berasal dari kumpulan pustaka musik. Musik dikomposisi dan direkam sehingga dapat digunakan pada editing moduler untuk mengakomodasi panjang scene dan klimaks.
Sumber lain musik adalah dari mengkomposisi secara orisinal dan merekam khusus untuk film yang dikerjakan. Dapat dicapai se-kompleks mengikutsertakan skala orkestra, atau bisa sesederhana dubbing seorang penyanyi.
Dalam mengkomposisikan musik, pada poin yang sama, komposer dan editor akan menciptakan yang disebut sebagai “click track”. Ini merupakan jalur suara yang terdiri dari jalur click yang ditempatkan bersinggungan dengan gambar dengan tujuan menyatukan ritme perpotongan dan klimaks. Click track ini disediakan untuk membimbing komposer, dan selanjutnya, musisi dalam menjaga ketukan dengan film.
Setelah musik telah dikomposisi, langkah berikutnya adalah merekamnya. Untuk skor orchestral, musisi mengatur dan menciptakan iringan di sebuah studio rekaman yang disebut “scoring stage”. Di sana, mereka menyaksikan film dengan layar yang lebar sambil mendengarkan click track dengan headphone. Dibimbing oleh komposer, orkestra memainkan musik sesuai pilihan. Musik kemudian direkam dalam multi-track untuk penggabungan selanjutnya.
Score yang telah dikomposisi kemudian dimainkan oleh seorang pemusik, sedangkan komposer individual bertanggung jawab terhadap keseluruhan jalur suara khusus musik.
EFEK SUARA
Efek suara merupakan suara – selain dialog – yang dihasilkan oleh orang ataupun benda, bersamaan dengan suara-suara yang muncul secara alami pada latar belakang. Efek suara dalam film digunakan untuk menekankan informasi yang hendak disampaikan, memberikan kesan realita didalam ruang cerita, menciptakan ilusi dan juga mood dalam cerita. Efek suara bisa berkaitan dengan kejadian di dalam atau di luar screen.
Berdasarkan fungsinya, efek suara dibagi menjadi 2:
1. Efek Fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk menambahkan efek dramatisasi didalam film.
2. Efek Realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari dalam ruang adegan cerita, digunakan untuk menciptakan realita didalam ruang cerita film.


Berdasarkan jenisnya, efek suara dalam film dibagi menjadi 2:
Spot Effect, yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara tertentu, misalnya suara pintu, suara ketukan, suara ban pecah dll.
General Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai sumber disuatu tempat, baik jauh maupun dekat, misalnya suara didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun suara lingkungan (ambience/atmosphere). General effect masih dibagi lagi menjadi 3:
Yang bersifat background, yaitu suara yang timbul dari lingkungan, jauh maupun dekat, biasanya level suaranya rendah, misalnya suara burung, suasana kantor, ombak dipantai dll.
Dengan kekerasan yang tetap dan durasi panjang (steady state), misalnya mesin pabrik, generator dll.
Yang bersifat intermittent, kekerasannya bervariasi tetapi secara periodik berulang, misalnya suara traffic.
Efek suara dalam film bisa berasal dari 3 sumber:
Production Sound, yaitu efek suara yang direkam dilapangan. Yang direkam bersaman dengan gambar, ataupun juga yang direkam tersendiri disaat tidak sedang dilakukan shooting.
Foley, yaitu efek suara yang direkam pada tahap paska produksi mengikuti gambar.
Sound Library, yaitu kumpulan efek suara yang sudah direkam sebelumnya yang dijual dan bisa dipergunakan dengan bebas.

Sekian guys semoga bermanfaat

Selasa, 03 Februari 2015

Desain produksi


Pengertian Desain Produk

Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh perusahaan untuk pelanggannya . [ 1 ] Sebuah konsep yang sangat luas , pada dasarnya generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui proses yang mengarah ke produk-produk baru . [ 2 ]
Dalam pendekatan sistematis , desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide , dan mengubahnya menjadi penemuan yang nyata dan produk . Peran produk desainer adalah untuk menggabungkan seni, ilmu pengetahuan , dan teknologi untuk menciptakan produk-produk baru yang dapat digunakan orang lain . Peran mereka berkembang telah difasilitasi oleh alat digital yang sekarang memungkinkan desainer untuk berkomunikasi , memvisualisasikan , menganalisis dan benar-benar menghasilkan ide-ide nyata dalam cara yang akan mengambil tenaga kerja yang lebih besar di masa lalu .
Desain produk kadang-kadang bingung dengan ( dan tentu tumpang tindih dengan ) desain industri , dan baru-baru ini menjadi istilah yang luas termasuk layanan , software , dan desain produk fisik . Desain industri yang bersangkutan dengan membawa bentuk artistik dan kegunaan , biasanya berhubungan dengan desain kerajinan dan ergonomi , bersama-sama untuk memproduksi massal barang . [ 3 ] Aspek lain dari desain produk meliputi desain engineering , terutama ketika hal fungsi atau utilitas ( misalnya pemecahan masalah ) menjadi pokok permasalahan , meskipun batas-batas tersebut tidak selalu jelas . [ 4 ]
isi

Proses desain 1 Produk
1.1 Analisis
1.2 Konsep
Sintesis 1.3
2 inovasi Demand -pull dan inovasi penemuan - dorong
3 Produk ekspresi desain
Pertimbangan desain 4 Produk
5 Tren dalam desain produk
6 Lihat juga
7 Catatan
8 Referensi
9 Pranala luar
Proses desain produk
Ada berbagai proses desain produk dan banyak fokus pada aspek yang berbeda . Prosedur di bawah ini , misalnya, adalah " The Seven Universal Tahapan Creative Problem- Solving , " digariskan oleh Don Koberg dan Jim Bagnell . Ini membantu desainer merumuskan produk mereka dari ide-ide . Proses ini biasanya diselesaikan oleh sekelompok orang , yaitu desainer industri , para ahli bidang ( misalnya calon pengguna ) , insinyur , dll tergantung pada produk yang terlibat . Proses ini berfokus pada mencari tahu apa yang dibutuhkan , brainstorming ide-ide yang mungkin , menciptakan prototipe pura-pura, dan kemudian menghasilkan produk . Namun, itu bukanlah akhir dari proses. Pada titik ini , desainer produk masih perlu mengeksekusi ide , sehingga menjadi produk yang sebenarnya dan kemudian mengevaluasi keberhasilannya dengan melihat apakah ada perbaikan yang diperlukan .
Proses desain produk telah mengalami lompatan besar dalam evolusi selama beberapa tahun terakhir dengan munculnya dan adopsi pencetakan 3D . New 3D printer ramah konsumen dapat menghasilkan dimensi benda dan mencetak atas dengan plastik seperti substansi bertentangan dengan printer tradisional yang tersebar tinta di halaman.
Proses desain mengikuti pedoman yang melibatkan tiga bagian utama : [ 5 ]

analisa
konsep
perpaduan
Yang terakhir dua bagian sering ditinjau kembali , tergantung pada seberapa sering desain perlu touch-up , untuk memperbaiki atau agar lebih sesuai dengan kriteria . Ini adalah loop terus menerus , di mana umpan balik merupakan komponen utama . [ 5 ] Untuk mendobrak bahkan lebih , tujuh tahap menentukan bagaimana proses bekerja . Analisis terdiri dari dua tahap , konsep ini hanya satu tahap , dan sintesis meliputi empat lainnya .analisa

Terima Situasi : Di sini , para desainer memutuskan berkomitmen untuk proyek dan menemukan solusi untuk masalah ini . Mereka sumber daya mereka ke dalam mencari tahu bagaimana untuk menyelesaikan tugas yang paling efisien . [ 5 ]
Analisa : . . " Pada tahap ini , semua orang di tim mulai penelitian Mereka mengumpulkan bahan umum dan khusus yang akan membantu untuk mengetahui bagaimana masalah mereka dapat diselesaikan ini dapat berkisar dari statistik , kuesioner , dan artikel , di antara banyak sumber lain [ . 5 ]
konsep

Tentukan : Di sinilah isu utama dari masalah ini didefinisikan . Kondisi masalah menjadi tujuan , dan hambatan pada situasi menjadi parameter di mana desain baru harus dibangun . [ 5 ]
perpaduan

Membentuk pengertian : Para desainer di sini brainstorming ide-ide yang berbeda , solusi untuk masalah desain mereka . Sesi brainstorming yang ideal tidak melibatkan bias atau penghakiman , melainkan didasarkan pada ide-ide asli . [ 5 ]
Pilih : . Sekarang , para desainer telah mempersempit ide-ide mereka untuk beberapa orang terpilih , yang dapat dijamin keberhasilan dan dari sana mereka dapat menguraikan rencana mereka untuk membuat produk [ 5 ]
Melaksanakan : . Sinilah prototipe dibangun , rencana yang digariskan dalam langkah sebelumnya direalisasikan dan produk mulai menjadi objek yang sebenarnya [ 5 ]
Evaluasi : Pada tahap terakhir , produk diuji , dan dari sana , perbaikan yang dilakukan. Meskipun ini adalah tahap terakhir , itu tidak berarti bahwa proses selesai. The selesai prototipe mungkin tidak bekerja dengan baik seperti yang diharapkan sehingga ide-ide baru perlu brainstorming . [ 5 ]
Inovasi tarikan permintaan dan inovasi penemuan - dorong
Kebanyakan desain produk termasuk dalam salah satu dari dua kategori : . Inovasi demand -pull atau inovasi penemuan - dorong [ 6 ]
Demand -pull terjadi ketika ada peluang di pasar untuk dieksplorasi oleh desain produk . [ 6 ] desain produk ini mencoba untuk memecahkan masalah desain . Solusi desain dapat menjadi pengembangan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada di pasar , seperti mengembangkan penemuan yang ada untuk tujuan lain . [ 6 ]
Inovasi Penemuan - dorongan terjadi ketika ada kemajuan dalam kecerdasan . Hal ini dapat terjadi melalui penelitian atau dapat terjadi ketika desainer produk datang dengan ide desain produk baru . [ 6 ]Produk ekspresi desain
Ekspresi Desain berasal dari efek gabungan dari semua elemen dalam suatu produk . Nada warna , bentuk dan ukuran harus mengarahkan pikiran seseorang terhadap membeli produk . [ 7 ] Oleh karena itu dalam kepentingan terbaik desainer produk untuk mempertimbangkan penonton yang paling mungkin untuk menjadi konsumen akhir produk. Mengingat bagaimana konsumen akan melihat produk selama proses desain akan mengarahkan menuju kesuksesan produk di pasar . [ 8 ] Namun, bahkan dalam audiens yang spesifik , itu menantang untuk memenuhi setiap kepribadian mungkin dalam kelompok itu.
Solusi untuk itu adalah untuk menciptakan sebuah produk yang , dalam penampilan yang dirancang dan fungsi , mengekspresikan kepribadian atau menceritakan sebuah cerita. [ 7 ] Produk yang membawa atribut seperti lebih mungkin untuk mengeluarkan ekspresi yang lebih kuat yang akan menarik lebih banyak konsumen . Pada catatan penting untuk diingat bahwa ekspresi desain tidak hanya menyangkut penampilan produk , tetapi juga fungsinya . [ 7 ] Sebagai contoh , sebagai manusia penampilan kita serta tindakan kita tunduk pada penilaian orang ketika mereka membuat kesan pertama kami . Orang biasanya tidak menghargai orang yang kasar bahkan jika mereka tampan . Demikian pula , produk dapat memiliki tampilan yang menarik tetapi jika fungsinya tidak menindaklanjuti hal itu kemungkinan besar akan penurunan dalam hal minat konsumen . Dalam hal ini , desainer seperti komunikator , mereka menggunakan bahasa unsur yang berbeda dalam produk untuk mengekspresikan sesuatu . [ 9 ]Pertimbangan desain produk
Desain produk ini bukanlah tugas yang mudah . [ 10 ] The pemangku kepentingan yang terlibat semua menuntut sesuatu yang berbeda dari desainer produk dan dari proses desain . [ 10 ]

Produsen yang bersangkutan dengan biaya produksi ; . Pada akhirnya , produsen menginginkan produk yang dihasilkan ekonomi [ 10 ]
Pembeli melihat harga , penampilan , dan nilai prestise . [ 10 ]
Pengguna akhir prihatin dengan kegunaan dan fungsi dari produk akhir . [ 10 ]
Pemeliharaan dan perbaikan departemen berfokus pada seberapa baik produk akhir dapat dipertahankan : ? Adalah produk mudah dipasang kembali , dibongkar , didiagnosis , dan dilayani [ 10 ]
Kebutuhan stakeholders bervariasi dari satu sama lain dan itu adalah tugas desainer produk untuk memasukkan kebutuhan tersebut ke dalam desain mereka .Tren dalam desain produk
Desainer produk perlu mempertimbangkan semua rincian : cara orang menggunakan dan objek penyalahgunaan , produk rusak , kesalahan yang dibuat dalam proses desain , dan cara-cara yang diinginkan di mana orang berharap mereka bisa menggunakan benda-benda [ 11 ] Banyak desain baru akan gagal dan . banyak bahkan tidak akan bisa sampai ke pasar . [ 11 ] Beberapa desain akhirnya menjadi usang . Proses desain sendiri bisa sangat frustasi biasanya mengambil 5 atau 6 kali mencoba untuk mendapatkan desain produk yang tepat . [ 11 ] Sebuah produk yang gagal di pasar pertama kali bisa kembali diperkenalkan ke pasar 2 kali . [ 11 ] Jika terus gagal , produk ini kemudian dianggap mati karena pasar percaya itu menjadi gagal. [ 11 ] Sebagian besar produk baru gagal , bahkan jika itu ide bagus . [ 11 ] Semua jenis desain produk yang jelas terkait dengan kesehatan ekonomi sektor manufaktur . Inovasi memberikan banyak dorongan kompetitif untuk pengembangan produk baru , dengan teknologi baru sering membutuhkan interpretasi desain baru . Hanya membutuhkan satu produsen untuk menciptakan paradigma produk baru untuk memaksa sisa industri untuk mengejar ketinggalan - . Memicu inovasi lebih lanjut [ 12 ] Produk yang dirancang untuk menguntungkan orang-orang dari segala usia dan kemampuan - tanpa hukuman kepada kelompok - mengakomodasi penuaan pembengkakan kami populasi dengan memperluas kemandirian dan mendukung kebutuhan fisik dan sensorik mengubah kita semua hadapi saat kita beranjak tua . [ 13 ]